Memoar sampah
LATAR
MENGGAMBARKAN PINGGIR JALAN. ORANG GILA SEDANG MEMELUK KOTAK SAMPAH. PEMULUNG SEDANG MENCARI SAMPAH YANG
BISA DIJUAL, 2 PENYAPU JALAN SEDANG SIBUK, DAN 3 REMAJA MENUNGGU BUS.
Tokoh:
1. penyapu jalanan 1
2. penyapu jalanan 2
3. orang gila
4. pemulung
5. remaja 1
6. remaja 2
7. remaja 3
8. orang tua
1.
Penyapu jalanan 1:
lihat sampah kota ini, semakin lama semakin banyak
lihat sampah kota ini, semakin lama semakin banyak
2.
Penyapu Jalanan 2:
Ia
kawan, sampah makin menumpuk tapi gaji kita tak pernah naik, inilah susahnya
jadi orang kecil.
3.
Penyapu jalanan 1:
Kecil
darimana, badanmu besar melar begitu
4.
Penyapu jalanan 2:
Hei,
yang kita bahas bukan perut, tapi uang coy, uang...
5.
Penyapu jalanan 1:
Kalau
itu aku setuju, entah sampai kapan pemerintah bisa memakmurkan kita rakyat miskin...
(orang gila terus memeluk tong
sampah dan pemulung sedang berusaha merebutnya, sedangkan 3 remaja terus
memperhatikan mereka)
6. Pemulung:
6. Pemulung:
Nang
ning ning nang ning nong 2x... adek, minjam bonekamu dong, sebentar saja
(merayu)
7.
Orang gila:
Jangan,
jangan, ini bonekaku. Nis, nis, aku gendong ya manis...
8.
Pemulung:
Dek,
bonekamu mau susu, ini nih (terus merayu)
9.
Orang gila:
Kamu
gila ya, boneka kan gak minum susu, wek...
10.
Pemulung:
Susu
kan baik untuk kesehatan, apalagi untuk boneka, biar dia sehat dan terhindar
dari penyakit dari tubuhmu dek. agar lebih mudah dipeluk peluk(mulai marah)
11.
Orang gila:
Yee,
dia gila, boneka minum susu, ha ha ha, gila gila
(3 remaja berbisik-bisik tentang
kelakuan pemulung kepada orang gila)
12.
Remaja 1:
Orang
gila itu mirip kamu bro
13. Remaja 2:
13. Remaja 2:
Dan
kamu mirip pemulung, yang alasannya lebih gila, ha ha ha
14. Remaja 3:
14. Remaja 3:
Sudah
sesama manusia yang otaknya gila jangan bertengkar
15.
Remaja 1 & 2:
diam
kau cebol!!
16. Remaja 3
16. Remaja 3
apa
kalian bilang, cebol... Kalian mau mengajak berkelahi ya
ketika penyapu jalanan sibuk ngobrol. Pemulung sibuk merayu orang gila dan ketiga remaja bertengkar, muncullah seorang tua renta
ketika penyapu jalanan sibuk ngobrol. Pemulung sibuk merayu orang gila dan ketiga remaja bertengkar, muncullah seorang tua renta
17.
Tua renta:
nak, kalian tau arah jalan yang menuju pemukiman bersih
nak, kalian tau arah jalan yang menuju pemukiman bersih
18.
Remaja 1 dan 2:
Kurang
tau kek, kota ini tak ada pemukiman bersih
19. Tua renta:
katanya ada, yang bebas dari sampah dan orang miskin
19. Tua renta:
katanya ada, yang bebas dari sampah dan orang miskin
20.
Remaja 3 :
Mungkin
ada dikota lain kek, kalau disini tidak ada. Masyarakat disini tak mengerti
menjaga lingkungan
21. Tua renta
kalau begitu jadi saya harus berhenti mencari
22. Remaja 3:
21. Tua renta
kalau begitu jadi saya harus berhenti mencari
22. Remaja 3:
Coba
tanya penyapu jalanan kek, mungkin mereka tahu
Tua renta mendekati penyau
jalanan
23.
Tua Renta:
dek,
kalian tau arah jalan yang menuju pemukiman bersih
24.
Penyapu jalanan 1 :
Tidak
ada kek, kami sudah menyisiri setiap sudut kota di kota ini, hasilnya sama, ada
sampah walau kota ini sudah menjadi kota terbersih dalam beberapa tahun terakhir
tapi tetap saja ada sampah
25.
Penyapu Jalanan 2:
Ia
kek, walaupun kakek berkeliling. Pasti tetap ada. Sampah, entah itu kotoran,
plastik, puntung rokok ataupun manusia. Sampah ada dimana mana
26.
Tua renta :
Jadi
yang kucari itu tidak ada
27.
Penyapu jalanan 1 & 2:
Ya,
tidak ada.
terlihat pemulung akhirnya bisa mengambil kotak sampah yang dipegang orang gila...
terlihat pemulung akhirnya bisa mengambil kotak sampah yang dipegang orang gila...
28.
Orang gila:
Jangan
ambil bonekaku.
29.
pemulung:
Ini
cuma sampah
30.
orang gila:
Boneka
bukan sampah
31.pemulung:
31.pemulung:
Sampah
adalah boneka
32.
orang gila:
boneka bukan sampah
boneka bukan sampah
33.
pemulung:
SAMPAH
ADALAH BONEKA
-black
out-
(naskah
kecil tentang sampah, naskah yang seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh,
karena keterbatasan halaman, ceritanya jadi sedikit ambigu, ya, sampah bagiku
bukan hanya kotoran, tapi juga manusia, yang tak mau bebas dan hanya bisa jadi
boneka.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar