Minggu, 17 November 2013

Memoar sampah

Memoar sampah

LATAR MENGGAMBARKAN PINGGIR JALAN. ORANG GILA SEDANG MEMELUK KOTAK  SAMPAH. PEMULUNG SEDANG MENCARI SAMPAH YANG BISA DIJUAL, 2 PENYAPU JALAN SEDANG SIBUK, DAN 3 REMAJA MENUNGGU BUS.

Tokoh:
1. penyapu jalanan 1
2. penyapu jalanan 2
3. orang gila
4. pemulung
5. remaja 1
6. remaja 2
7. remaja 3
8. orang tua


1. Penyapu jalanan 1:
lihat sampah kota ini, semakin lama semakin banyak

2. Penyapu Jalanan 2:
Ia kawan, sampah makin menumpuk tapi gaji kita tak pernah naik, inilah susahnya jadi orang kecil.

3. Penyapu jalanan 1:
Kecil darimana, badanmu besar melar begitu

4. Penyapu jalanan 2:
Hei, yang kita bahas bukan perut, tapi uang coy, uang...

5. Penyapu jalanan 1:
Kalau itu aku setuju, entah sampai kapan pemerintah bisa memakmurkan kita rakyat miskin...

(orang gila terus memeluk tong sampah dan pemulung sedang berusaha merebutnya, sedangkan 3 remaja terus memperhatikan mereka)

6. Pemulung:
Nang ning ning nang ning nong 2x... adek, minjam bonekamu dong, sebentar saja (merayu)

7. Orang gila:
Jangan, jangan, ini bonekaku. Nis, nis, aku gendong ya manis...

8. Pemulung:
Dek, bonekamu mau susu, ini nih (terus merayu)

9. Orang gila:
Kamu gila ya, boneka kan gak minum susu, wek...

10. Pemulung:
Susu kan baik untuk kesehatan, apalagi untuk boneka, biar dia sehat dan terhindar dari penyakit dari tubuhmu dek. agar lebih mudah dipeluk peluk(mulai marah)

11. Orang gila:
Yee, dia gila, boneka minum susu, ha ha ha, gila gila
(3 remaja berbisik-bisik tentang kelakuan pemulung kepada orang gila)

12. Remaja 1:
Orang gila itu mirip kamu bro

13. Remaja 2:
Dan kamu mirip pemulung, yang alasannya lebih gila, ha ha ha

14. Remaja 3:
Sudah sesama manusia yang otaknya gila jangan bertengkar

15. Remaja 1 & 2:
diam kau cebol!!

16. Remaja 3
apa kalian bilang, cebol... Kalian mau mengajak berkelahi ya

ketika penyapu jalanan sibuk ngobrol. Pemulung sibuk merayu orang gila dan ketiga remaja bertengkar, muncullah seorang tua renta

17. Tua renta:
nak, kalian tau arah jalan yang menuju pemukiman bersih

18. Remaja 1 dan 2:
Kurang tau kek, kota ini tak ada pemukiman bersih

19. Tua renta:
katanya ada, yang bebas dari sampah dan orang miskin

20. Remaja 3 :
Mungkin ada dikota lain kek, kalau disini tidak ada. Masyarakat disini tak mengerti menjaga lingkungan

21. Tua renta
kalau begitu jadi saya harus berhenti mencari

22. Remaja 3:
Coba tanya penyapu jalanan kek, mungkin mereka tahu

Tua renta mendekati penyau jalanan

23. Tua Renta:
dek, kalian tau arah jalan yang menuju pemukiman bersih

24. Penyapu jalanan 1 :
Tidak ada kek, kami sudah menyisiri setiap sudut kota di kota ini, hasilnya sama, ada sampah walau kota ini sudah menjadi kota terbersih dalam beberapa tahun terakhir tapi tetap saja ada sampah

25. Penyapu Jalanan 2:
Ia kek, walaupun kakek berkeliling. Pasti tetap ada. Sampah, entah itu kotoran, plastik, puntung rokok ataupun manusia. Sampah ada dimana mana

26. Tua renta :
Jadi yang kucari itu tidak ada

27. Penyapu jalanan 1 & 2:
Ya, tidak ada.

terlihat pemulung akhirnya bisa mengambil kotak sampah yang dipegang orang gila...

28. Orang gila:
Jangan ambil bonekaku.

29. pemulung:
Ini cuma sampah

30. orang gila:
Boneka bukan sampah

31.pemulung:
Sampah adalah boneka

32. orang gila:
boneka bukan sampah

33. pemulung:
SAMPAH ADALAH BONEKA

-black out-

(naskah kecil tentang sampah, naskah yang seharusnya bisa dikembangkan lebih jauh, karena keterbatasan halaman, ceritanya jadi sedikit ambigu, ya, sampah bagiku bukan hanya kotoran, tapi juga manusia, yang tak mau bebas dan hanya bisa jadi boneka.)


           

Tidak ada komentar: